SEPUTAR LIGACAPSA - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) akan mendistribusikan beras ke masyarakat melalui operasi pasar sekitar 10.000 ton per hari. Pendistribusian ini dilakukan setelah perusahaan pelat merah tersebut menyerap beras dari petani lokal hingga 15.000 ton per hari, meskipun sudah melewati masa panen raya padi.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Karyawan Gunarso mengungkapkan, saat ini Bulog menargetkan serapan beras petani di angka 15.000 per hari. Menurutnya, jumlah itu sudah bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di seluruh pelosok Nusantara.
"Kita penyerapan sehari rata-rata 15.000 ton. Katakanlah akhir Mei tanggal 10, jadi 20 x 15.000 ton, jadi 300.000 ton. Itu kurang lebih kan cukup. Nanti masa panen kedua kita bisa maksimalkan lagi," ujarnya di Jakarta, Sabtu (12/5).
Perum Bulog menargetkan serapan beras hingga akhir 2018 bisa mencapai 2,7 juta ton. Sementara untuk mengamankan kebutuhan Ramadan hingga Juni 2018, berdasarkan keputusan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Pertanian pada Februari 2018, Bulog harus menyerap 2,2 juta ton beras.
Rakernas menetapkan bahwa Perum Bulog harus menggelontorkan kebutuhan beras lewat Operasi Pasar (OP) sekitar 15.000 ton per hari. Meskipun demikian, Gunarso mengatakan, Bulog maksimal hanya akan menyalurkan maksimal 10.000 ton beras per hari sesuai kebutuhan konsumen dan pasar.
"Target yang ditetapkan Rakernas 15.000 ton per hari. Tapi kami merata-ratakan per hari 5.000 sampai 10.000, menimbang pengalaman kami. Target (penyerapan beras) total memang 15.000 ton, tapi praktiknya saya sampaikan tergantung serapan di konsumen dan di pasar," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar