Sabtu, 02 Juni 2018

''Sabtu Mengejutkan di Universitas Riau, 3 Terduga Teroris dan Bom yang Dirakit di Kampus",

Petugas mengamankan sejumlah barang bukti setelah menggeledah gelanggang mahasiswa Fisip UR, Jumat (2/6/2018).

SEPUTAR LIGACAPSA - Pada Sabtu (2/6/2018) sekitar pukul 15.30 WIB, warga kampus Universitas Riau dikagetkan dengan kedatangan polisi bersenjata lengkap dengan rompi anti peluru. 
Polisi langsung menyisir kawasan kampus dan memasang garis polisi terhadap gelanggang mahasiswa di kawasan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP). 
Selain itu, mobil baraccuda dan Gegana Brimob Polda Riau terparkir di pinggir jalan. Petugas bersiaga dengan senjata laras panjang maupun pendek. 
Melihat kegiatan polisi tersebut, banyak mahasiswa dan warga yang bertanya-tanya dengan kedatangan polisi tersebut. 

Baca juga: 3 Terduga Teroris di Universitas Riau Berencana Ledakkan Bom di Kantor DPRD dan DPR RI 


Tak sedikit mahasiswa yang datang melihat petugas melakukan penggeledahan di gelanggang mahasiswa. Hingga pukul 17.00 WIB, mahasiswa semakin ramai menyaksikan dari jarak sekitar 50 meter. 

Petugas yang terdiri dari Densus 88, Polda Riau dan Polresta Pekanbaru mengawasi ketat penggeledahan gelanggang mahasiswa. Sesekali terlihat beberapa petugas keluar masuk dari gedung berwarna oranye itu. 

Lebih kurang tiga jam penggeledahan, petugas lalu keluar dengan membawa sejumlah barang, seperti 3 buah tas ransel, 1 kantong plastik, 2 ember cat dan 1 paperbag. 

Lalu, barang yang diamankan tersebut dibawa oleh petugas menggunakan mobil Gegana Brimob Polda Riau. Saat itu, petugas kepolisian enggan memberikan keterangan lebih lanjut kepada wartawan, termasuk dari pihak kampus. 

Barulah pada pukul 21.30 WIB, Polda Riau menggelar konferensi pers terkait penggerebekan dan penggeledahan gelanggang mahasiswa. Polisi juga memperlihatkan barang bukti yang diamankan. 

Barulah pada pukul 21.30 WIB, Polda Riau menggelar konferensi pers terkait penggerebekan dan penggeledahan gelanggang mahasiswa. Polisi juga memperlihatkan barang bukti yang diamankan. 

Rektor Universitas Riau Aras Mulyadi beserta sejumlah dekan juga hadir di Markas Polda Riau.

Kapolda Riau Irjen Pol Nandang menjelaskan bahwa dalam penggerebekan dan penggeledahan itu, tim Densus 88 menangkap tiga terduga teroris yang merupakan alumni dari kampus tersebut. Ketiganya berinisial BI, ED dan ZA (sebelumnya disebutkan J).

"BI alumnus jurusan Administrasi Publik 2002, ED alumnus jurusan Ilmu Komunikasi 2005 dan ZA alumnus jurusan Ilmu Pariwisata 2004," kata Nandang. 


 Bersama dengan mereka, tim juga menyita empat buah bom rakitan siap ledak yang kemudian sudah dijinakkan, alat perakit bom, kabel dan sebuah kotak terbuat dari kayu.

 "Kami menemukan 4 bom rakitan aktif, 2 busur panah dan 8 anak panah, 8 jenis serbuk bahan peledak dan 1 senapan angin," ujar Nandang sambil menunjuk barang bukti yang membuat wartawan dan sejumlah polisi lainnya sontak kaget. 

"Berdasarkan pengakuan pelaku, 4 bom akan diledakkan di kantor DPRD Provinsi (Riau) dan DPR RI," lanjut Nandang kemudian. 

Bom dirakit di kampus
Nandang mengatakan, ketiga pelaku ternyata sudah satu bulan tinggal di kawasan kampus sambil merakit bom tersebut. Polisi, lanjut Nandang, sudah memantau aktivitas mereka selama di sana. 
"Kami sudah tau pergerakan mereka. Rencananya mau gerebek hari Jumat (1/6/2018), namun waktunya belum pas. Jadi kita gerebek Sabtu sore," ujar Nandang. 
Dia menjelaskan, satu dari tiga pelaku yang memiliki keahlian merakit bom, yakni ZA.
"Si ZA ini jurusan pariwisata. Dia punya keahlian rakit bom. Dia juga mengajarkan membuat bom melalui Instagram," kata Nandang. 


Saat ini, ketiga terduga teroris masih diperiksa oleh Polda Riau dan Densus 88. Mereka ditempatkan di sebuah ruangan khusus. 

"Sudah ditangani Tim Satgas yang baru kami bentuk. Pengembangan kami lakukan bersama Densus," kata Nandang. 

Nandang juga menegaskan alasan polisi membawa senjata laras panjang ke dalam kawasan kampus.

 "Berkaitan penggerebekan di kampus menggunakan senjata laras panjang, karena yang digerebek bukan pencuri ayam. Tapi, salah satu bentuk kejahatan extraordinary atau kejahatan yang sangat meresahkan bangsa-bangsa di dunia ini," tutur Nandang. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar