Kamis, 19 April 2018

Panglima: Netralitas di tubuh TNI-Polri harga mati!




SEPUTAR LIGACAPSA Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menggelar pertemuan dan pengarahan kepada prajurit di Gedung Serbaguna Stadion Harapan Bangsa, Kamis (19/4). Pada kesempatan itu, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta kepada prajurit TNI-Polri netral dalam pelaksanaan pesta demokrasi.

"Netralitas di tubuh TNI-Polri harga mati," kata Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam pertemuan tersebut.
Panglima TNI dan Kapolri tiba di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, sekitar pukul 12.00 Wib. Setelah makan siang, Panglima dan Kapolri melaksanakan salat zuhur bersama di masjid samping gedung serbaguna tersebut.
Pada pertemuan tersebut, ada 3.000 personel TNI-Polri hadir dalam ruangan tersebut. Sebagian prajurit duduk bersila di lantai dan sebagian lagi di lantai dua mendengarkan arahan Panglima TNI dan Kepala Polri.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, pelaksanaan pesta demokrasi serentak tahun 2018 dan 2019 nanti di era digital saat ini tidak tertutup kemungkinan ada terjadi konflik.
Dia memberi contoh saat terjadi pengerahan massa tidak tertutup kemungkinan disusupi dan berpotensi terjadinya tindakan ekstrem dan perbuatan anarkis.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto lalu menyampaikan, apa tugas TNI-Polri pada pesta demokrasi nanti. Tentunya semua personel TNI-Polri ditugaskan untuk memastikan kelancaran pelaksanaannya, menjamin stabilitas situasi keamanan dan kesuksesan pesta demokrasi.
"Itulah tugas TNI-Polri harus bisa memastikan, terutama menjamin situasi keamanan," jelasnya.
Panglima mengatakan, TNI dan Polri sudah menjalin kesepakatan bersama akan melakukan pengamanan distribusi logistik pemilu dan pengamanan pada masa kampanye.
"Maka diperlukan koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait. TNI Polri harus pegang teguh netralitas, politik TNI polri politik negara," tegasnya.
Panglima TNI juga meminta kepada seluruh jajaran TNI, selain netralitas TNI-Polri hanya ada satu perintah. Prajurit TNI perintah dari Panglima dan Polri dari Kepala Polri.
"Tidak ada perintah dari yang lain, hanya satu perintah garis komando," tegasnya.
Hadi juga menegaskan tidak ada sedikitpun toleransi terhadap prajurit yang tidak netral dalam perhelatan pesta demokrasi. Semua prajurit TNI-Polri harus netral dan tidak boleh ada keberpihakan kepada siapapun.
"Tidak ada toleransi bagi prajurit soal netralitas," tegasnya.
Hadi menegaskan meskipun ada senior dari mantan anggota TNI mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah atau lainnya, bila ada yang meminta bantu maka sebagai prajurit TNI-Polri harus menolak.
"Inilah sikap netralitas yang saya maksud juga," ungkapnya.
Sementara itu Jenderal Tito Karnavian dalam pengarahan mengatakan yang terpenting adalah soliditas dan solidaritas dalam tubuh TNI-Polri. Oleh karena itu, bagi prajurit TNI-Polri harus dinamis dalam menyikapi tantangan yang dihadapi, bila ingin bertahan, maka harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat ini.
"Dalam konteks Pilkada yaitu netralitas. Hidup ini dinamis, enggak statis. Setiap ada pergantian, pasti ada perubahan, maka sebagai prajurit TNI-Polri harus mampu beradaptasi," tegasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar