SEPUTAR LIGACAPSA : Sebanyak 2.104 orang terpaksa mengungsi akibat gempa Banjarnegara, Jawa Tengah. Gempa berkekuatan 4,4 skala richter (SR) tersebut terjadi pada Rabu siang, pukul 13.28 WIB, 18 April 2018.
“Keseluruhan pengungsi ini berasal dari 526 kepala keluarga,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Pusat gempa terjadi di daratan, pada kedalaman 4 kilometer dan 52 kilometer utara Kebumen, Jawa Tengah. Titik asal gempa yang dangkal dan kondisi tanah gembur di Banjarnegara, ditenggarai menjadi penyebab parahnya kerusakan.
Saat ini, mereka tersebar di beberapa titik pengungsian di empat desa di Kecamatan Kalibening yaitu di Desa Kasinoman, Desa Kertosari, Desa Plorengan dan Desa Sidakangen. Kecamatan inilah yang terkena dampak paling parah akibat guncangan gempa.
Banyaknya jumlah pengungsi juga terjadi akibat kerusakan pada ratusan rumah di wilayah tersebut. BNPB mencatat ada sekitar 316 rumah yang rusak. 217 unit di Desa Kasinoman, 62 unit di Desa Kertosari, dan 37 unit di Desa Plorengan. “Diperkirakan jumlah rusak bertambah mengingat belum semua didata,” kata Sutopo.
Tak hanya rumah pribadi, bangunan umum pun tak luput dari bencana ini. Empat masjid dan satu gedung SMKN 2 Kalibening ikut mengalami kerusakan. Sutopo mengatakan petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, TNI, Polri, Basarnas, Palang Merah Indonesia, terus melakukan pendataan kerusakan di lokasi.
Tim gabungan ini berjumlah sekitar 180 personel. Selain posko pengungsian, tim juga mendirikan posko tanggap darurat, dapur umum, hingga pos kesehatan. Meski demikian, Sutopo mengatakan bahwa berbagai kebutuhan saat ini sangat mendesak diperlukan oleh para pengungsi gempa Banjarnegara. “Makanan, air bersih, MCK, dan kebutuhan dasar lain,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar